Wednesday, April 16, 2008

Sex dan Isak Tangis


waktu kecil si kloco terus bertanya-tanya dalam benaknya, pertanyaan inipun tak pernah disampaikan kepada kedua orang tuanya karena takut dimarahi dan kemungkinan tidak mendapat jawaban, hari demi hari tahun demi tahun pertanyaan ini bersemayam dalam benaknya.

pas sekarang usianya sudah mencapai belasan tahun, usia yang didorong oleh birahi seksual, diapun sudah mulai masang ancang-ancang untuk kelangsungan dorongan seksualnya, tiap hari dia didepan kaca melihat wajah tampanya untuk memikat hati pujaannya.

selang beberapa lama diapun menemukan dambaan cintanya yg dari dulu hadir dalam khayalanya, dengan mudahnya dia menggaet sasaran hanya dengan bermodal wajah tampan.

hari-hari pacaran dengan mesra dilakukan oleh kedua pasangan yg sedang di mabuk asmara, tiap saat rasanya terus ingin berdampingan dan selalu ingin berduaan.

pada suatu hari dia di sms sama si wanita yg katanya dirumah sedang sepi orang tuanya sedang keluar kota dalam seminggu,si kloco sudah mulai nerawang pikirannya dan langsung menghayal pekerjaan yg harus dilakukan dalam suasana sepi. diapun bergegas mandi sebersih mungkin dan berpakaian sangat rapi.

tampa disadari dia sudah berada di depan pintu pacarnya, diapun dipersilahkan masuk dan duduk di sofa yg berseberangan dengan meja. lama kelamaan dia pindah duduk disamping pacarnya, pacarnya diam saja seolah2 dari tadi nuggu seperti ini.

dalam kekalutan asmara kedua insan mulai menunaikan tugasnya bak tugas suami istri, ciuman, rabaan sudah dilaluinya, tanpa disadari semua pakaian sudah lepas dari tubuhnya, alat pemuas si lelaki sudah bersarang di lobak kenikmatan, si wanita hanya bisa merintih, seperti kesakitan, mendengar rintihan itu si kloco semakin bernafsu dan bergerak semakin agresif, yang diakhiri dengan terkapar keduanya dalam kenikmatan.

si kloco teringat pada pertanyaannya yang telah lama terpendam dan mengangguk-angguk sendiri seolah-olah menemukan jawaban.

dalam hatinya membisiki oooo..ini sebabnya ibu saya dulu merintih kesakitan tiap mala......? rupanya bukan karena kesakitan tetapi karena kenikmatan yang luar biasa.........

No comments:

Post a Comment

tulis komentar